Tahun-tahun berlalu menghantar kejayaan organisasi masyarakat Betawi.
Sebut saja POB, Perkumpulan Orang Betawi yang mengklaim hanya menerima anggota yang benar-benar orang Betawi 100%.
Lalu ada pula AKBBAR (Asosiasi Keluarga Besar Betawi Aplikasi Reformasi) Organisasi Betawi yang merupakan kumpulan orang Betawi, orang yang memiliki KTP Betawi (red: DKI Jakarta) dan orang-orang yang bener-benar ingin membangun Betawi (red: DKI Jakarta).
Beberapa waktu yang lalu sempat berkibar pula FORKABI (Forum Komunikasi Masyarakat Betawi) yang setelah bertahun-tahun muncul tanpa arti, tapi setelah dibedah, didandani dan dirapihkan oleh kelompok partai tertentu; kembali memploklamirkan diri dengan wajah yang lebih ‘kinclong’.
Sekilas tentang FBR dulu nih…. Front Betawi Rempug. Organisasi FBR merupakan organisasi masyarakat Betawi yang dianggap paling besar. Hampir setiap kelurahan sampai lingkungan RW mengenal FBR. Gardu-gardunyapun bertebaran di seantero Jabodetabek. Keberadaannyapun diakui di peta perpolitikan DKI Jakarta. Organisasi besar ini dikomandani oleh KH. Fadholy semasa hidupnya.
Kini, setelah masa berpulangnya KH Fadholy, FBR mengalami banyak permasalahan. Mulai dari persoalan di tubuh organisasinya, banyaknya oknum FBR yang berulah tingkah memalukan sehingga mencoreng citra FBR, adanya upaya penggembosan dari pihak-pihak luar ditambah lagi adanya keputusan pembekuan sementara tanpa kepastian maksud pembekuan yang jelas, membuat para anggota FBR yang selama ini berkibar sebagai organisasi nomor ‘wahid’ di DKI semakin seperti kehilangan ‘ruh’nya.
Atas inisiatif mantan panglima FBR, H. Amirolluh yang merupakan tangan kanan KH. Fadholy, para anggota FBR membentuk sebuah organisasi baru yang diberi nama FBB (Front Betawi Bersatu).
Sesuai dengan namanya, FBB merupakan kumpulan dari organisasi-organisasi Betawi yang ingin turut serta mengawal pemerintahan yang bersih, solid dan berpihak ke masyarakat. Amirulloh ingin mengubah citra organisasi Betawi. Bila selama ini ada anggapan bahwa organisasi Betawi berorientasi hanya kumpul-kumpul, mabuk dan bikin onar, maka H. Amirulloh ingin organisasi ini berorientasi religius. Religius bukan hanya islam saja, tetapi FBB merupakan milik semua agama yang diakui di Indonesia. FBB juga bukan Betawi saja, tetapi FBB juga merupakan milik dari suku Jawa, Padang, Sunda, Bugis, Flores, Maluku, Papua.
“Pokoknya, semua suku, agama dan etnis yang ada di Indonesia… bisa bergabung dalam FBB. FBB milik semua….!”, tegas H. Amirulloh yang merupakan The President of FBB.
“Yang penting, setiap orang yang ingin masuk ke FBB adalah orang-orang yang siap untuk membangun seluruh Indonesia, DKI Jakarta khususnya. Karena Jakarta adalah ibukota negara, Jakarta adalah barometer dan Jakarta adalah cerminan wajah Indonesia…”, tandas H. Amirulloh lagi.
Amirulloh merangkul KH. Agus Darmawan Iskandar, SE sebagai penasihat untuk bersama-sama berjuang menggiring para anggota yang ingin berkomitmen mengawal pemerintah.
Hari ini, 17 Mei 2011, bertepatan dengan harpitnas ( hari kejepit nasional ) FBB mengadakan pertemuan di panti asuhan MAULIDIA FITRI di Jatibening I, Bekasi. FBB menyusun rencana untuk ikut mensukseskan program Tabligh Akbar Nasional yang akan digelar tanggal 29 Juli 2011 di lapangan Monas.
Rencananya FBB akan mengirimkan lebih dari 1000 anggota. H. Amirulloh ingin agar lebih dari seribu anggota FBB ikut bertabligh Akbar, menyuarakan nama Allah dengan lantang.
Kita masih menunggu kelanjutan konsolidasi dari para laskar Betawi ini.
0 komentar:
Posting Komentar